Open Cbox

Komentar Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.

Pentingnya Keterampilan Sosial pada Siswa SMK

Penulis Toto Gutomo, pada 27 Sep 2012



Tidak jarang terdengar siswa yang berkata kasar pada sekolah-sekolah kita, sejak usia SD hingga SMA/sederajat. Sering pula terlihat ditelevisi tawuran antar pelajar dan kenakalan-kenakalan remaja usia sekolah lainnya, yang kesemuanya merupakan contoh nyata dari kurangnya keterampilan sosial siswa.
Keterampilan sosial dapat diartikan sebagai suatu kompetensi yang diperlukan agar seseorang mampu hidup selaras, meminimalisir tanggapan-tanggapan negatif dan berusaha menimbulkan tanggapan positif dari masyarakat sekitar. Beberapa aspek umum yang terdapat pada keterampilan sosial antara lain: 1) hubungan dengan teman sebaya, 2) manajemen diri, 3) kemampuan akademis, 4) kepatuhan terhadap peraturan, dan 5) menempatkan diri pada posisi yang tepat.
Sekolah Menengah Kejuruan atau yang akrab disingkat dengan SMK adalah suatu lembaga pendidikan tingkat menengah dimana peserta didik (siswa) sebagai input, dididik dan dilatih agar memiliki keterampilan dan mampu memenuhi tuntutan zaman serta bersaing dalam dunia kerja. Untuk mampu bersaing dan hidup dengan selaras dalam dunia kerja, siswa tidak hanya dibekali dengan kemampuan akademik, diharapkan seluruh siswa memiliki keterampilan sosial yang tinggi.
Pada siswa SMK, diharapkan output yang dihasilkan melalui penanaman keterampilan sosial adalah mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan masyarakat dunia kerja, dimana mayoritas memiliki usia yang jauh lebih dewasa dibandingkan dengan mereka, begitulah hasil diskusi kecil saya dengan bapak H. Widaryanto, S.Pd selaku pengawas guru IPS pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tapin.
Peran keterampilan sosial yang sangat penting ini sudah sepantasnya mendapatkan perhatian khusus pihak sekolah selaku penyelenggara pendidikan.  Keterampilan sosial harus diajarkan dan dilatih, diprogramkan dalam pembelajaran berbasis keterampilan sosial di kelas-kelas oleh guru. Pembelajaran keterampilan sosial pada sekolah dapat dilaksanakan melalui: 1) penerapan dan penegakan peraturan, 2) contoh teladan (modelling) dari guru, 3) penganjuran sikap positif berupa nasihat dan teguran, dan 4) pembelajaran keterampilan sosial di kelas secara langsung. Poin 1 hingga 3 diatas sudah diterapkan pada sekolah-sekolah kebanyakan karena memang fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, namun masih dapat dijumpai sekolah yang masih melaksanakannya dengan porsi sedikit / tidak serius dalam membentuk keterampilan sosial siswa.
Pada pembelajaran keterampilan sosial di kelas secara langsung diharapkan guru mampu memprogram pembelajaran berbasis keterampilan sosial, yakni melaksanakan pendekatan student centered approach (pembelajaran berpusat pada siswa) dengan porsi besar, sehingga melibatkan siswa secara aktif pada proses pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran bervariasi, misalnya ceramah bervariasi, diskusi, dan tanya jawab. Penggunaan model-model pembelajaran kooperatif yang menuntut kerjasama antar siswa pada proses pembelajaran di kelas serta pelaksanaannya berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) yang mengedepankan pengalaman belajar siswa secara langsung sangat sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran berbasis keterampilan sosial.
Sumber belajar diharapkan dipilih oleh guru dari isu-isu sosial serta lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah-masalah sosial yang muncul. Terakhir, evaluasi hasil pembelajaran keterampilan sosial dapat dilihat dengan melaksanakan observasi maupun teknik ceklis oleh guru secara langsung.
Faktanya, hasil temuan penelitian saya pada salah satu SMK di Kabupaten Tapin terlihat bahwa guru sangat memahami apa yang dimaksud dengan keterampilan sosial serta arti pentingnya bagi kehidupan siswa sekarang, maupun kelak pada dunia kerja. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran jauh sekali dari harapan dalam membentuk keterampilan sosial siswa, sebatas pembelajaran konvensional dimana mementingkan tuntasnya materi, didominasi dengan metode ceramah, yang miskin metode dan model pembelajaran yang bervariasi. Bukan sebuah temuan yang menghebohkan, karena bisa dibilang bahwa pembelajaran pada sekolah kebanyakan memang belum memperhatikan aspek keterampilan sosial, anggap saja sebagai sebuah gambaran umum. Pembelajaran berbasis keterampilan dapat dikatakan sebagai sebuah wacana baru yang patut mendapatkan perhatian serius pihak sekolah, khususnya pada SMK.
Pada pelaksanaan, pengawasan, dan penilaiannya orang tua, kepala sekolah dan guru merumuskan melalui rapat/diskusi bersama mengenai aspek keterampilan sosial mana yang hendak ditanamkan dengan porsi besar. Kemudian kepala sekolah memfasilitasi guru dengan pengadaan media, sumber belajar, dll serta membantu dalam pengawasan. Orang tua melaksanakan tugasnya, mengawasi dan mendidik di rumah. Kesemuanya dengan memperhatikan secara serius masalah-masalah sosial aktual yang muncul, khususnya terkait pada diri remaja usia sekolah serta tuntutan zaman dan dunia kerja.
Selanjutnya, wacana hanya akan menjadi sebuah wacana yang akan basi dan terkubur atau bahkan tersapu oleh angin yang lewat atau akan menjadi sebuah ide / gagasan cerdas untuk diaplikasikan pada sekolah? Menunggu jawaban dari orang tua, guru, dan kepala sekolah.. Akankah ada yang memulai pembelajaran berbasis keterampilan sosial?



20.32 | 2 komentar | Selengkapnya

Membaca bebas: Satu kiat tingkatkan hasil UN cara halal

Penulis Toto Gutomo, pada 20 Jul 2012



Ujian Nasional (UN) sebagai sesuatu yang sering dianggap sebagai sebuah ancaman (thread) memaksa orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan mempersiapkannya, khususnya mereka yang terlibat secara langsung. Pihak sekolah, guru, siswa, dan orang tua, merekalah yang berada pada lingkaran terdekat dengan pelaksanaan UN. Setiap orang mengharapkan hasil UN yang tinggi dan melaksanakan kiat-kiat untuk bisa meningkatkan (dan mendongkrak) hasil UN. Sebut saja les di sekolah yang sudah dilaksanakan pihak sekolah, dan les-les lain yang diadakan pihak ketiga dari les kelas hingga les privat. Disisi lain ada juga yang “mungkin” akan mendongkrak hasil UN dengan jalan yang “tidak halal” seperti membeli bocoran dari berbagai pihak, atau yang lebih parah lagi pihak sekolah (guru) yang menyediakan bocorannya.
Salah satu kiat “halal” yang ingin saya tawarkan pada kesempatan ini adalah membaca bebas. Membaca bebas, adalah sebuah kegiatan yang dianggap asing bahkan belum dikenalkan dibeberapa sekolah kita. Bapak Muhammad Idris, seorang pendidik dan “pecinta pendidikan” di kota Banjarmasin membagikan ceritanya dalam diskusi kecil dengan saya beberapa waktu lalu pada situs jejaring sosial facebook.
“Kemampuan memahami teks bahasa Indonesia yang rendah selama ini menjadi salah satu faktor yang membuat hasil UN siswa rendah”, itulah hipotesa yang beliau ajukan kepada saya. Sebagai contoh, sebuah soal matapelajaran matematika disajikan dalam dua jenis, yang pertama adalah soal yang dipenuhi dengan angka dan rumus, dan satunya lagi adalah soal cerita. Selanjutnya beliau menemukan hasil, bahwa siswa cenderung kesulitan menjawab soal cerita daripada soal dengan angka-angka dan rumus, disini beliau melihat adanya keterkaitan antara kemampuan memahami teks Bahasa Indonesia dengan hasil UN.
  
Apa itu membaca bebas?
Membaca bebas adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, lebih rinci, sekolah menyediakan waktu sekitar 1 jam bagi siswanya untuk membaca buku, buku apasaja (yang berbahasa Indonesia) yang disukai siswa dan tersedia di perpustakaan sekolah. Tempat membaca pun tidak ditentukan, di kelas, di perpustakaan, dll, yang penting masih di lingkungan sekolah selama itu mendukug kegiatan membaca.
Dengan membaca, siswa akan terbiasa dengan Bahasa Indonesia, khususnya Bahasa Indonesia dalam teks, hingga menumbuhkan suatu pemahaman teks Bahasa Indonesia dan diharapkan siswa akan mampu memahami soal-soal UN nanti dengan baik. Kalau soalnya aja salah persepsi (karena kurang pemahaman teks Bahasa Indonesia) bagaimana mau menjawab dengan baik dan benar?
Bapak Muhammad Idris sedang “getol” menyuarakan kepada para kepala sekolah khususnya tingkat SMP di Banjarmasin agar mengadakan kegiatan membaca bebas ini, dan jika semua sekolah pada tiap satuan  pendidikan menyelenggarakannya, bukan tidak mungkin kan akan meningkatnya hasil UN? Insya Allah. Bahkan beliau bercerita bahwa sampai ada pustakawan yang menangis (mungkin karena terkejut, kagum, atau terharu) melihat perpustakaannya yang biasa bak kuburan kini menjadi ramai seperti layaknya sebuah mall.

Keuntungan Membaca Bebas
Membaca bebas sebagai sebuah tawaran kiat meningkatkan hasil UN tentu memberikan sebuah kentungan tersendiri, selain keuntungan tersebut kegiatan ini juga memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain: 1) memenuhi perintah agama, sebagai umat Islam perintah Allah SWT yang pertama diturunkan dalam ayat Al-Quran adalah membaca, dapat dilihat pada ayat “Iqra”, 2) meningkatkan minat baca,  “buku adalah jendela dunia” itulah sebuah pepatah yang sering kita dengar, membaca buku dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan seorang siswa, 3) kegiatan membaca menyenangkan, dengan membaca bebas siswa diberikan kebebasan untuk memilih buku yang hendak dibacanya, sebuah “kesenangan” tersendiri dapat membaca bacaan yang sesuai dengan minat siswa (dengan catatan koleksi buku sekolah memadai), begitu juga dengan kebebasan yang diberikan dalam memilih tempat membaca. Seperti konsep Quantum Learning yang ditawarkan oleh Bobbi de Potter.
Namun membaca bebas juga memiliki kelemahan atau kendala dalam penerapannya di sekolah, hal ini dapat dilihat dalam berbagai aspek, pihak sekolah sebagai penentu kebijakan dan penyedia fasilitas, guru dan pustakawan sebagai pelaksana, dan siswa selaku peserta kegiatan. 1) Pihak sekolah, dalam hal penentuan kebijakan tidak semua kepala sekolah sadar akan pentingnya kegiatan membaca bebas ini, begitu juga dalam fasilitas perpustakaan yang belum maksimal baik fisik bangunan hingga koleksi buku yang “minim”, silahkan lihat bangunan (luas, fasilitas, dll) ruang perpustakaan disekolah dan mari hitung rasio jumlah buku dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada dalam satu sekolah,    2) Pihak guru dan pustakawan, dalam pelaksanaannya guru bertindak sebagai pengarah dan motivator agar siswa semangat membaca, guru yang kurang mengerti cenderung cuek. Pustakawan disekolah masih bisa dijumpai dijabat oleh yang kurang kompeten, bukan “cetakan asli” seorang pustakawan, kualifikasi akademik yang tidak sesuai berpengaruh kepada kualitas seorang pustakawan, 3) siswa, malas membaca adalah “sihir” sakti yang lengket pada otak siswa, harus ada kesadaran dalam diri siswa akan pentingnya membaca.
Terakhir, pihak orang tua juga harus berperan aktif membantu dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan membaca bebas di sekolah, dengan bantuan moril mendukung pihak sekolah dan membimbing siswa di rumah maupun materil dalam bentuk sumbangan uang ataupun dalam bentuk buku.
Yap! Membaca, mari membaca. Terimakasih bapak Muhammad Idris (urang ganal), diskusi dengan pian (=anda) memberi inspirasi, semoga banyak sekolah mengekornya.
21.45 | 0 komentar | Selengkapnya

Sapaan Pagi

Penulis Toto Gutomo, pada 1 Feb 2012



by iWaka91

Desir udara subuh
Puncak semangat yang terbuang
Sambut dengan senyum
Suara bidadari sejuk hati

Alam begini
Bersahabat menantimu
Bahkan, dia belum terjaga
yang malam mencari nasi

Memang ini pilihan
Boleh sebuah obsesi
Menanti pagi
Angkat badan dan teriaklah

Siapa yang tak bahagia
Dapat menyapa di pagi ceria
Meski lirih yang terdengar
Harus bangun dan lanjutkan!
Hari kemarin yang tertunda

Kamar Kontrakan, Handil Bakti. Kalsel. 06.30 am waktu laptop
06.30 | 0 komentar | Selengkapnya

UN Sebagai Syarat Masuk PT

Penulis Toto Gutomo, pada 27 Jan 2012


Hanya Menambah Beban Saja
Oleh: Toto Gutomo



TAK henti-hentinya UN menoreh kontroversi dunia pendidikan, sejak menjadi syarat kelulusan dengan porsi 100 persen hingga kini yang sudah dibagi dengan pihak sekolah, tetap saja menuai kontroversi, karena tak sepantasnya UN memiliki hak sebagai standar untuk menentukan kelulusan seorang siswa, karena evaluasi sepatutnya sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak sekolah.


Korban UN tak hanya murid yang terguncang mentalnya, namun juga pihak sekolah yang tak rela sekolahnya terlihat sebagai sekolah yang gagal meluluskan siswanya. Guru pun menghadapi dilema, satu sisi harus bekerja secara profesional, di sisi lain ada hati kecil yang hendak membantu meski itu sebuah kecurangan, silakan wawancarai guru-guru di sekolah kita.



Kini hasil UN ditahun 2012 ini bakal dipastikan oleh pak Nuh, (Menteri Pendidikan) sebagai salah satu syarat masuk PT, satu lagi beban bertambah, menancapkan lebih dalam UN sebagai hal yang seakan menjadi kiblat tujuan pendidikan.



Konon, pendidikan sekolah kini difokuskan untuk memperoleh hasil UN yang tinggi, dilaksanakan les khusus, dan matpel lain dianggap kurang penting. Hasil UN kurang pas jika hendak dijadikan tolok ukur masuk PT, karena UN dan penjaringan calon mahasiswa baru memiliki tujuan yang berbeda, hanya menambah beban saja.



*) Tulisan Saya pada kolom opini BanjarmasinPost 26 Januari 2012
08.00 | 0 komentar | Selengkapnya

Mendownload Epaper BanjarmasinPost – Beta (.Pdf)

Penulis Toto Gutomo, pada 22 Jan 2012




Beberapa hari yang lalu, saya membuka situs epaper.banjarmasinpost.co.id  mendapati tampilan web epaper ini dengan wajah yang baru, loading perhalaman tidak seperti biasa yang satu koran penuh di muat secara bersamaan (di satu halaman web), dengan tampilan ini menurut saya memudahkan pembaca yang hendak membaca halaman-halaman tertentu saja.
Silahkan lihat previewnya, (screenshoot diambil pada 21 Januari) -- klik gambar untuk memperbesar

Disini terlihat beberapa menu pendukung, bahkan fasilitas download format .Pdf pun di sediakan.

Namun, pihak BanjarmasinPost masih menggunakan hosting dari 4shared, jadi ketika kita meng-klik menu download Pdf, maka kita dibawa ke brankas epaper BanjarmasinPost di 4shared, yang filenya pertama kali di upload pada 19 Januari 2012 (file pertama kali yang diupload bertuliskan “2 hari yang lalu”, dan saya mengakses pada 21 Januari). Koleksi epaper yang diupload adalah mulai edisi 1 Januari 2012. 
Jika sahabat blogger hendak langsung menuju ke brankas ini, silahkan klik : 

Karena masih beta (tahap pengembangan), mungkin masih belum stabil atau ada alasan lain yang membuat BanjarmasinPost edisi hari berikutnya (22 Januari) menggunakan tampilan sebelumnya.

Kalau menggunakan epaper versi sebelumnya, dapat didownload dengan cara DISINI
Yap, mari budayakan membaca :)


08.00 | 0 komentar | Selengkapnya

Mendownload Epaper BanjarmasinPost

Penulis Toto Gutomo, pada 15 Jan 2012



Pada kesempatan ini perkenankanlah saya ^^V menjelaskan langkah demi langkah cara mendownload epaper, khusus epaper BanjarmasinPost ya... soalnya gak pernah buka epaper selain BanjarmasinPost (BPost), format epaper yang di download nanti adalah swf, yang bisa dibuka dengan browser, baik firefox, opera, maupun browser lainnya, bisa juga dibuka melalui flash player.

Yap! langsung saja, silahkan buka browser sahabat blogger dan masukkan alamat URLnya http://epaper.banjarmasinpost.co.id , tunggu loadingnya hingga muncul halaman awal BPost -- klik gambar untuk memperbesar

klik panel pojok kanan atas, lihat gambar bawah:

dan URL halaman berubah dengan embel-embel .swf di belakangnya

sekarang tinggal save halaman dengan CTRL + S, atau masuk menu halaman kemudian simpan (page - save).
selamat mencoba..!

cat: langkah-langkah diatas dicoba dengan menggunakan browser opera!
jika saat membuka epaper Bpost dan yang sedang digunakan adalah versi terbaru yang masih Beta, silahkan gunakan cara DISINI
07.00 | 1 komentar | Selengkapnya