Kesaktian Guru: Menit – Menit Awal yang Ajaib

Penulis Toto Gutomo, pada 1 Jan 2012

Oleh: Toto Gutomo

Ayo semuanya buka buku paketnya halaman 29, Dhany tolong baca paragraf awal sampai selesai. Setelah itu silahkan kalian kerjakan LKSnya halaman 12 poin D nomor 1 – 15.
Seperti biasa pak Idris, guru Sejarah di sekolah Antah Berantah memulai pelajaran, yang sebelumnya hanya mengucapkan salam, itupun kalau beliau ingat.
Siapa yang sangka kalau peristiwa ini dirasakan siswa bagai keguguran sindrom “ah cape deh”, “down”, “gak semangat” dll di kepala siswa, hampir semuanya enggan memberikan hak mengajar kepada beliau. Hasilnya, apapun “mantra” yang digunakan untuk mengajar hingga pelajaran berakhir tak mampu membuat ilmu dan pesan-pesan yang ditransfer hinggap di kepala siswa sebagai memori jangka panjang, paling banter hinggap sebentar dan ketika pak Idris pamit keluar kelas, maka ilmu dan pesan-pesan itu pun ikut pamit, berterbangan layaknya kekelawar yang telah lelah hinggap di gua-gua. Tanyakan kepada siswa, berapa persen guru yang seperti pak Idris ini.
Lain halnya dengan ibu Ita guru Biologi di sekolah yang sama, guru yang sangat “dirindukan” siswanya, ketika ibu Ita masuk kelas, hati siswa sudah bertanya-tanya “akan belajar apa lagi kita ya?” “hari ini bedah hewan apa lagi ya?” dll, dan benar, ibu Ita yang tak terduga ini membawa sebuah media yang sangat mengejutkan siswanya, beliau membawa sebuah gitar dan beberapa gambar yang tidak langsung di tempel di papan tulis. Dhany bertanya kepada teman sebangkunya, ini mata pelajaran Biologi atau kesenian sih?. Fery, siswa yang duduk di depan bertanya, “kita mau nyanyi kah bu?”,  semua siswa di kelas bertanya dalam hati “mau belajar apa lagi ya?”. Dengan perasaan penasaran inilah ibu Ita merasa nyaman saat menjelaskan materi, tanda tanya besar dalam diri siswa secara tidak langsung menyerahkan hak mengajar sepenuhnya kepada ibu Ita. Beliau sebenarnya akan menjelaskan materi tentang klasifikasi hewan-hewan yang tergolong ke dalam Filum Chordata (Phylum Chordata) yang bercirikan memiliki “dawai” sekaligus akan bernyanyi bersama siswanya dengan lagu parodi (berupa lagu terkenal yang liriknya diubah sesuai materi) agar siswa lebih mudah memahami dan mengingatnya dalam ingatan jangka panjang. Sayangnya, guru seperti ibu Ita yang selalu dirindukan ini limited edition, jumlahnya sedikit.
Sepenggal cerita di atas berasal dari sekolah antah berantah (fiktif) yang saya buat dan memang (juga) terjadi terjadi pada sekolah-sekolah di sekitar kita.

Jangan Remehkan “Pandangan Pertama” 
Teringat istilah-istilah, “hello effect” yang menurut dosen saya, Bapak Hairiyadi sangatlah penting sebagai kesan awal pembangun motivasi, minat, dan kemauan (interest), dan sebuah istilah yang sangat familiar “don’t look the book from the cover” yang intinya jangan lihat sesuatu dari penampilan (awal) nya saja, memang ini berbalik dengan istilah pertama, namun saya yakin kita tetap melihat tampilan awal sebagai kesan dan penilaian awal yang akan menumbuhkan motivasi, minat, dan kemauan, sejalan dengan pendapat Billi Boen, seorang kontributor Young on Top di Forum Kaskus (www.kaskus.us) yang menyatakan jangan pernah meremehkan “cover on the book” dan selalu jaga penampilan (kesan awal).
Pada istilah keguruan dan ilmu pendidikan, peristiwa di atas bisa dikategorikan ke dalam tahap persiapan, motivasi, dan apersepsi yang dapat dikelompokan lagi sebagai sebuah pendahuluan dalam proses belajar mengajar (PBM) di kelas, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) biasanya disediakan waktu 5 – 15 menit tergantung kerativitasan guru yang mengalokasikan waktu dan menggunakan media. Selanjutnya, saya mencoba  menguraikan konsep dan membandingkannya dengan beberapa pengalaman di lapangan tentang pendahuluan pada PBM tanpa ada maksud menggurui.
Selain sebagai salah satu dari delapan “kesaktian” guru dalam keterampilan dasar mengajar (wajib dimiliki guru), yakni keterampilan membuka pelajaran, tak banyak teori tentang keberadaan menit-menit awal ini (pendahuluan), intinya bagaimana membuat siswa tergugah minatnya (bahkan merasa sangat penting) untuk mengikuti pelajaran hingga jam pelajaran berakhir pastinya dengan perasaan penasaran, senang dan terpasang “wajah-wajah haus ilmu pengetahuan” hingga di akhir pelajaran tersenyum dan berkata “oh itu toh”, “wah”, dll. Disamping siswa yang merasa senang, guru pun sangat terbantu dengan keadaan ini, “alhamdulillah ya” RPP yang dibuat guru tadi malam berjalan dengan lancar dengan “pelicin” ini.
Pak Munif Chatib dalam bukunya, Gurunya Manusia menggunakan istilah “apersepsi” untuk menyebut stimulus khusus pada awal pembelajaran yang bertujuan meraih perhatian dan istilah “zona alfa” untuk posisi dimana siswa mampu menerima materi dengan nyaman.
Beberapa jenis pendahuluan yang disarankan untuk menggugah minat siswa antara lain: 1) Bercerita, trik yang paling murah dan paling sering digunakan para guru, tentunya pemilihan cerita dan keterkaitan dengan materi harus dipertimbangkan. Pengalaman unik dan menarik yang dialami guru / teman menjadi sumber yang paling sering digunakan namun juga terbukti ampuh 2)  Bernyanyi / musik, seni dan musik dapat membuat siswa lebih pintar, membantu otak untuk fokus pada hal yang dipelajari (hasil penelitian Gordon Shaw) 3) Gambar, pengalaman saya, seorang siswi berbisik kepada teman sebangkunya  “kita belajar materi apa ya?” ketika saya menempelkan gambar Tarzan dan beberapa gambar lain, hendak menjelaskan materi Sosialisasi pada pelajaran IPS, dan kelas pun berjalan dengan nyaman hingga jam berakhir 4) Film, keterbatasan media pembelajaran mungkin menjadi penghambat, dapat dilaksanakan hanya pada sekolah yang memiliki media LCD Proyektor.
Masih banyak lagi “trik” lainnya dapat disesuaikan dengan ketersediaan media pembelajaran sekolah dan pastinya dengan kreativitasan guru dalam mengolahnya akan dapat selalu membuat menit-menit awal yang “ajaib”.
Bayangkan siswa berlarian menuju kelas ketika bel masuk berbunyi, tidak ada yang mau ketinggalan sedikitpun menit-menit awal bersama guru yang selalu membuat penasaran dan surprise. Sebuah kutipan dari Albert Einstein, “Jika awalnya tidak gila, maka seterusnya akan biasa-biasa saja”.



0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sahabat blogger sangat berguna bagi perkembangan artikel (post) pada blog ini :)

Gunakan kotak komentar atas untuk pengguna Facebook dan Gunakan kotak komentar bawah untuk blogger ^^V