Sumpah Pemuda dan Konflik Papua

Penulis Toto Gutomo, pada 26 Okt 2011




Siapa yang tak sedih ketika melihat saudaranya menangis? Menghadapi konflik Papua yang berkepanjangan sebagai PR dari pemerintah, pengusaha asing, warga sekitar, hingga seluruh warga Indonesia sebagai contoh dan pengingat betapa pentingnya integrasi bangsa. Belum lengkap rasanya perayaan sumpah pemuda bila masih terdapat konflik yang belum terselesaikan di Indonesia kita ini.
 Inti dari sumpah pemuda adalah rasa nasionalisme yang dituangkan dan ditujukan kepada sebuah tujuan yang luar biasa dan luhur guna menyatukan ratusan suku bangsa menjadi satu hati dalam satu bangsa, bangsa Indonesia. Integrasi bangsa yang romantis ini seharusnya  mampu dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi, meski sumpah pemuda sudah terlewat beberapa puluh tahun yang lalu. 
Ketika kita telah sepakat akan menjadi suatu bangsa, maka dengan sepenuh hati harus mempertahankan persatuan ini. Tidak terbatas hanya pada beberapa suku, tidak terbatas pada daerah, ataupun status sosial, dimana seluruh bangsa Indonesia berhak dan wajib menerima dan memberikan kasih sayang dengan sepenuh hati, memperoleh dan memberi perhatian atas segala masalah yang dihadapi, khususnya jika telah menyangkut masalah disintegrasi bangsa. Teringat sebuah lagu, “dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia”. Idealnya seperti itu jugalah perhatian kita dalam menjaga integrasi bangsa.
Sangat disayangkan ketika saudara kita di Papua dengan berbagai kekayaan alamnya. SDA yang sedang di “kelola” oleh pihak asing tidak jarang hanya menjadikan rakyat Papua menjadi pengisap jempol dan terus bermimpi mendapatkan hak yang semestinya, hak memperoleh kesejahteraan dengan pendidikan dan tunjangan hidup lainnya. Kurangnya perhatian pengusaha dan pemerintah setempat selalu dianggap sebagai penyulut konflik utama, meski juga tidak dapat dipungkiri ada kemungkinan terdapat pihak-pihak yang “bermain peran” duduk manis sambil menonton jalannya pertikaian ini.
Kecemburuan akan perhatian pemerintah yang dianggap kurang sepenuh hati memberikan perhatian dan penyelesaian terhadap konflik yang berkepanjangan ini menjadikannya sebagai sesuatu yang aneh


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sahabat blogger sangat berguna bagi perkembangan artikel (post) pada blog ini :)

Gunakan kotak komentar atas untuk pengguna Facebook dan Gunakan kotak komentar bawah untuk blogger ^^V