Seperti halnya
dengan desa budaya Pampang di Samarinda, di Kabupaten Kutai Karta Negara juga
memiliki sebuah desa budaya sebagai sebuah kebanggan, desa budaya ini bernama
Lung Anai (kami menerjemahkannya dengan kata plesetan berarti “Jauh Sekali”
berasal dari kata Lung – long bahasa Inggris untuk jauh, dan Anai – banar
bahasa Banjar untuk sangat).
Pada kesempatan ini
sahabat blogger akan saya bawa berkenalan dengan Desa Budaya Lung Anai, mari..
Akses jalan
Kami menempuh jalan
darat menggunakan taksi colt L300 sebanyak 20buah (rombongan besar mahasiswa
Pendidikan Sejarah + 270 orang ), total waktu tempuh perjalanan dari
Banjarmasin, Kalimantan Selatan memakan waktu 26 jam. Kalau dari Samarinda
memakan waktu + 2jam.
Silahkan mengintip
akses jalan dari Pusat Kecamatan Loa Kulu menuju Desa Lung Anai
Diperjalanan mata
kita akan dimanjakan dengan pemandangan hijau lestari persembahan Pulau
Kalimantan
Selain menggunakan
jalur darat, masyarakat setempat juga menggunakan jalur air (sungai) untuk
kebutuhan transportasi
Salah satu
“dermaga” milik warga
Dan ini tipe mesin
motor yang paling banyak dipakai oleh warga desa
Selamat datang di Desa Lung Anai
Lamin adat desa
Lung Anai, Lamin adalah tempat berkumpulnya masyarakat desa jika ada perkumpulan acara, upacara, musyawarah, dll. Kegunaannya seperti Gedung Serba Guna atau Aula. Pada daerah tertentu Lamin biasa juga disebut dengan Balai.
Seperti biasa,
tidak ketinggalan simbol burung enggang di depan lamin (seperti lamin di Desa Budaya Pampang)
Selain sebagai
lamin, bangunan juga digunakan sebagai Taman Kanak-kanak (TK), di depan lamin
terdapat gereja
Tak heran kalau
disana bertemu dengan banyak Mr. Doggy karena mayoritas penduduknya beragama
kristen.
Pada gambar di atas
juga memperlihatkan adanya ukiran pada kolong (bagian bawah) lamin.
Jalan di pusat Desa
(sekitar Lamin) menggunakan bahan beton yang kokoh
Di desa ini juga
terdapat fasilitas lumbung juga, lumbung Desa
Dan lumbung warga
pribadi
Salah satu rumah
warga di dekat Lamin
Selain Lamin tadi,
juga ada Lamin kedua
Ukiran pada lamin
kedua
Dan pastinya tidak
ketinggalan simbol burung Enggangnya
Di dekat Lamin
kedua ini terdapat gereja dengan fasilitas “wah”, lihat dan hitung sendiri
jumlah AC-nya ya, cukup “wah” untuk seukuran sebuah Desa di pedalaman
Ada “sport center”
di dekat gereja ini,
Dua buah lapangan Volly,
cowok dan cewek
Lapangan sepakbola
yang cukup luas, kami juga sempat mengikuti pertandingan persahabatan, dengan
modal meminjam sepatu pemuda warga setempat.
Selain Volly dan
sepak bola, juga terdapat gedung bulu tangkis yang gambarnya tidak sempat saya
abadikan.
Menarik sekali kan
sahabat blogger? Untuk sebuah desa yang hanya di jangkau oleh jaringan ind***t
ini (kalau tidak salah). Sahabat blogger baca juga ya post tentang “daleman” Lamin Adat Desa Lung Anai dan post
tentang seni musik dan seni tari di desa Lung Anai
(masih dalam proses pengerjaan post).
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sahabat blogger sangat berguna bagi perkembangan artikel (post) pada blog ini :)
Gunakan kotak komentar atas untuk pengguna Facebook dan Gunakan kotak komentar bawah untuk blogger ^^V