Berkenalan Desa Budaya Lung Anai

Penulis Toto Gutomo, pada 23 Des 2011

Episode Lung Anai Bag I

Seperti halnya dengan desa budaya Pampang di Samarinda, di Kabupaten Kutai Karta Negara juga memiliki sebuah desa budaya sebagai sebuah kebanggan, desa budaya ini bernama Lung Anai (kami menerjemahkannya dengan kata plesetan berarti “Jauh Sekali” berasal dari kata Lung – long bahasa Inggris untuk jauh, dan Anai – banar bahasa Banjar untuk sangat).
Pada kesempatan ini sahabat blogger akan saya bawa berkenalan dengan Desa Budaya Lung Anai, mari..

Akses jalan
Kami menempuh jalan darat menggunakan taksi colt L300 sebanyak 20buah (rombongan besar mahasiswa Pendidikan Sejarah + 270 orang ), total waktu tempuh perjalanan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan memakan waktu 26 jam. Kalau dari Samarinda memakan waktu + 2jam.
Silahkan mengintip akses jalan dari Pusat Kecamatan Loa Kulu menuju Desa Lung Anai


Diperjalanan mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan hijau lestari persembahan Pulau Kalimantan




Selain menggunakan jalur darat, masyarakat setempat juga menggunakan jalur air (sungai) untuk kebutuhan transportasi

Salah satu “dermaga” milik warga

Dan ini tipe mesin motor yang paling banyak dipakai oleh warga desa



Selamat datang di Desa Lung Anai

Lamin adat desa Lung Anai, Lamin adalah tempat berkumpulnya masyarakat desa jika ada perkumpulan acara, upacara, musyawarah, dll. Kegunaannya seperti Gedung Serba Guna atau Aula. Pada daerah tertentu Lamin biasa juga disebut dengan Balai.

Seperti biasa, tidak ketinggalan simbol burung enggang di depan lamin (seperti lamin di Desa Budaya Pampang)

Selain sebagai lamin, bangunan juga digunakan sebagai Taman Kanak-kanak (TK), di depan lamin terdapat gereja


Tak heran kalau disana bertemu dengan banyak Mr. Doggy karena mayoritas penduduknya beragama kristen.

Pada gambar di atas juga memperlihatkan adanya ukiran pada kolong (bagian bawah) lamin.
Jalan di pusat Desa (sekitar Lamin) menggunakan bahan beton yang kokoh
Di desa ini juga terdapat fasilitas lumbung juga, lumbung Desa

Dan lumbung warga pribadi

Salah satu rumah warga di dekat Lamin

Selain Lamin tadi, juga ada Lamin kedua

Ukiran pada lamin kedua

Dan pastinya tidak ketinggalan simbol burung Enggangnya

Di dekat Lamin kedua ini terdapat gereja dengan fasilitas “wah”, lihat dan hitung sendiri jumlah AC-nya ya, cukup “wah” untuk seukuran sebuah Desa di pedalaman

Ada “sport center” di dekat gereja ini,
Dua buah lapangan Volly, cowok dan cewek
Lapangan sepakbola yang cukup luas, kami juga sempat mengikuti pertandingan persahabatan, dengan modal meminjam sepatu pemuda warga setempat.
Selain Volly dan sepak bola, juga terdapat gedung bulu tangkis yang gambarnya tidak sempat saya abadikan.
Menarik sekali kan sahabat blogger? Untuk sebuah desa yang hanya di jangkau oleh jaringan ind***t ini (kalau tidak salah). Sahabat blogger baca juga ya post tentang “daleman” Lamin Adat Desa Lung Anai dan post tentang seni musik dan seni tari di desa Lung Anai (masih dalam proses pengerjaan post).

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sahabat blogger sangat berguna bagi perkembangan artikel (post) pada blog ini :)

Gunakan kotak komentar atas untuk pengguna Facebook dan Gunakan kotak komentar bawah untuk blogger ^^V