Okok, langsung ke TeKaPe
aja ya sahabat blogger..
upZ, maksudnya langsung to the point saja
Beberapa hari
yang lalu ada seorang teman bercerita tentang kegalauannya (galau = rasa gundah
gulanda), kegalauan ini dihapkan kepadanya ketika ia sudah diterima menjadi
guru pada sebuah sekolah swasta, guru honor pastinya. Memang menjadi guru
adalah impian sebagian besar mereka yang berstatus mahasiswa pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (calon guru), tapi kegalauannya muncul ketika
kedua orang tuanya kurang setuju (=kurang mendukung) dengan alasan prospek ke
depan yang tidak menjanjikan jika menjadi guru pada sekolah swasta “susah menjadi PNS”, yap itulah alasan
dari kedua orangtuanya.
Menurut saya, teman
saya ini adalah orang yang sangat beruntung memperoleh kesempatan untuk
meningkatkan kemampuannya di lapangan, menguji, berkreasi dan berinovasi
terhadap apa-apa yang sudah dipelajari di dunia kampus, lha bosen juga e kalau
berteori terus, kapan take action-nya?
Kesempatan ini peluang emas yang tidak semua orang dapatkan, saya mencoba meyakinkannya,
mumpung ada kesempatan silahkan “belajar” mulai dari guru awam menuju guru yang
super profesional, mumpung oh aji mumpung, dia diam dan memperhatikan.
Selanjutnya saya
bercerita tentang sebuah sekolah yang ada di dekat rumah bulek saya (bulek, bahasa
jawa artinya tante) di desa Sungai Burung, sekitar 2 Jam dari Pengaron,
Kabupaten Banjar. Di sana listrik hanya ada saat sebelum maghrib dan padam pada
dini hari, hmmm... soal sinyal hanya dijangkau beberapa jaringan yang itupun
hanya terdapat pada titik-titik tertentu. Jangan tanya fasilitas sekolahnya
ya.. Oke, apa yang anda pikirkan tentang penggambaran sekolah di daerah tadi? Sebagian
besar akan berdoa semoga jika menjadi guru tidak ditempatkan di desa ini. Saya malah
merasa sangat tertarik “mencuri” pengalaman mengajar di sekolah ini, ya! Saya akan
mencoba jika berkunjung ke sana lagi. Pengalaman mengajar di sekolah yang
fasilitasnya “pas-pasan” pasti akan sangat menyenangkan, memberikan tantangan
tersendiri, selanjutnya saya juga bercerita tentang keinginan saya untuk
mengajar pada setiap jenjang pendidikan (mulai TK – PT).
Saat ini saya
sudah memiliki (bukan bermaksud sombong ya ^^v) pengalaman mengajar pada
jenjang SMK pada Praktek Pengalaman Mengajar dan sebelumnya pernah menjadi
Asisten Dosen di Program Studi sendiri, bagi saya ini sebuah pengalaman yang
menjadikan saya seorang yang sangat beruntung dan harus banyak bersyukur,
pastinya juga sebagai sebuah pembelajaran untuk terus meng-upgrade diri. Saat ini juga sedang mempertimbangkan permintaan untuk
memberikan private (les private) kepada
seorang anak SMP, masalahnya adalah terbentur dengan jadwal menarikan jari di
atas laptop menyusun skripsi.
Selain itu, saya
juga sudah minta izin untuk “menengok” proses belajar mengajar pada sebuah TK (sudah
berbicara dan meminta izin dengan kepala sekolah yang membuka tangan
lebar-lebar untuk ini). Insya Allah, semuanya untuk menambah pengalaman. Selanjutnya
tibalah kepada sedikit kesimpulan sementara saya terhadap pendidik di negeri
ini, pendidik negeri ini memiliki kemampuan dalam penguasaan materi sudah cukup baik dan terus ter-upgrade seiring
waktu berjalan, namun penguasaan dalam
ilmu “mendidik” dan menjadi guru profesional yang masih belum dimiliki kebanyakan
guru, dan itulah tugas kita sambil tersenyum kepada teman saya itu, ingat
pengalaman itu sangat mahal tambah saya.
Kalau di Singapura
menjadi guru sangatlah susah, hanya sekali seumur hidup, itupun pasti dengan
seleksi yang sangat ketat, silahkan baca
profesi guru di Singapura tulisan pak Munif Chatib pada blognya, yap dengan pengalaman sebagai pemanfaatan peluang emas yang datang, diharapkan
guru Indonesia secara umum, maupun calon guru secara khusus kelak menjadi guru
profesional, pastinya dengan belajar dan terus belajar dari pengalaman. Amiin
Dia manggut-manggut (mengangguk), “hmmm,
makasih To”, sepertinya dia mengerti, Saya minta dia menjelaskannya dan meminta pengertian pada kedua orangtuanya, bahwa saat ini pengalaman jauh lebih mahal dibandingkan
dengan uang, lagipula belum keluar ijazah jadi tidak mungkin kan jadi guru PNS?
Saya akhiri percakapan
itu dengan meminjamkan sebuah buku agar dia terinspirasi dan menjadi guru yang
profesional dan sangat dirindukan muridnya :)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sahabat blogger sangat berguna bagi perkembangan artikel (post) pada blog ini :)
Gunakan kotak komentar atas untuk pengguna Facebook dan Gunakan kotak komentar bawah untuk blogger ^^V