Mahalnya pengalaman menjadi guru

Penulis Toto Gutomo, pada 7 Jan 2012



Okok, langsung ke TeKaPe aja ya sahabat blogger..
upZ, maksudnya langsung to the point saja


Beberapa hari yang lalu ada seorang teman bercerita tentang kegalauannya (galau = rasa gundah gulanda), kegalauan ini dihapkan kepadanya ketika ia sudah diterima menjadi guru pada sebuah sekolah swasta, guru honor pastinya. Memang menjadi guru adalah impian sebagian besar mereka yang berstatus mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (calon guru), tapi kegalauannya muncul ketika kedua orang tuanya kurang setuju (=kurang mendukung) dengan alasan prospek ke depan yang tidak menjanjikan jika menjadi guru pada sekolah swasta “susah menjadi PNS”, yap itulah alasan dari kedua orangtuanya.


Menurut saya, teman saya ini adalah orang yang sangat beruntung memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya di lapangan, menguji, berkreasi dan berinovasi terhadap apa-apa yang sudah dipelajari di dunia kampus, lha bosen juga e kalau berteori terus, kapan take action-nya? Kesempatan ini peluang emas yang tidak semua orang dapatkan, saya mencoba meyakinkannya, mumpung ada kesempatan silahkan “belajar” mulai dari guru awam menuju guru yang super profesional, mumpung oh aji mumpung, dia diam dan memperhatikan.
Selanjutnya saya bercerita tentang sebuah sekolah yang ada di dekat rumah bulek saya (bulek, bahasa jawa artinya tante) di desa Sungai Burung, sekitar 2 Jam dari Pengaron, Kabupaten Banjar. Di sana listrik hanya ada saat sebelum maghrib dan padam pada dini hari, hmmm... soal sinyal hanya dijangkau beberapa jaringan yang itupun hanya terdapat pada titik-titik tertentu. Jangan tanya fasilitas sekolahnya ya.. Oke, apa yang anda pikirkan tentang penggambaran sekolah di daerah tadi? Sebagian besar akan berdoa semoga jika menjadi guru tidak ditempatkan di desa ini. Saya malah merasa sangat tertarik “mencuri” pengalaman mengajar di sekolah ini, ya! Saya akan mencoba jika berkunjung ke sana lagi. Pengalaman mengajar di sekolah yang fasilitasnya “pas-pasan” pasti akan sangat menyenangkan, memberikan tantangan tersendiri, selanjutnya saya juga bercerita tentang keinginan saya untuk mengajar pada setiap jenjang pendidikan (mulai TK – PT).
Saat ini saya sudah memiliki (bukan bermaksud sombong ya ^^v) pengalaman mengajar pada jenjang SMK pada Praktek Pengalaman Mengajar dan sebelumnya pernah menjadi Asisten Dosen di Program Studi sendiri, bagi saya ini sebuah pengalaman yang menjadikan saya seorang yang sangat beruntung dan harus banyak bersyukur, pastinya juga sebagai sebuah pembelajaran untuk terus meng-upgrade diri. Saat ini juga sedang mempertimbangkan permintaan untuk memberikan private (les private) kepada seorang anak SMP, masalahnya adalah terbentur dengan jadwal menarikan jari di atas laptop menyusun skripsi.
Selain itu, saya juga sudah minta izin untuk “menengok” proses belajar mengajar pada sebuah TK (sudah berbicara dan meminta izin dengan kepala sekolah yang membuka tangan lebar-lebar untuk ini). Insya Allah, semuanya untuk menambah pengalaman. Selanjutnya tibalah kepada sedikit kesimpulan sementara saya terhadap pendidik di negeri ini, pendidik negeri ini memiliki kemampuan dalam penguasaan materi sudah cukup baik dan terus ter-upgrade seiring waktu berjalan, namun penguasaan dalam ilmu “mendidik” dan menjadi guru profesional yang masih belum dimiliki kebanyakan guru, dan itulah tugas kita sambil tersenyum kepada teman saya itu, ingat pengalaman itu sangat mahal tambah saya.
Kalau di Singapura menjadi guru sangatlah susah, hanya sekali seumur hidup, itupun pasti dengan seleksi yang sangat  ketat, silahkan baca  profesi guru di Singapura tulisan pak Munif Chatib pada blognya, yap dengan pengalaman sebagai pemanfaatan peluang emas yang datang, diharapkan guru Indonesia secara umum, maupun calon guru secara khusus kelak menjadi guru profesional, pastinya dengan belajar dan terus belajar dari pengalaman. Amiin
Dia manggut-manggut (mengangguk), “hmmm, makasih To”, sepertinya dia mengerti, Saya minta dia menjelaskannya dan meminta pengertian pada kedua orangtuanya, bahwa saat ini pengalaman jauh lebih mahal dibandingkan dengan uang, lagipula belum keluar ijazah jadi tidak mungkin kan jadi guru PNS?  
Saya akhiri percakapan itu dengan meminjamkan sebuah buku agar dia terinspirasi dan menjadi guru yang profesional dan sangat dirindukan muridnya :)


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sahabat blogger sangat berguna bagi perkembangan artikel (post) pada blog ini :)

Gunakan kotak komentar atas untuk pengguna Facebook dan Gunakan kotak komentar bawah untuk blogger ^^V