Dinasti Song
Penulis Toto Gutomo, pada 12 Apr 2009
Dinasti Song (960-1268), Liao, Xia Barat
(Xixia), dan Jin
A.Berdirinya Dinasti Song Utara (960-1127)
Zhao Kuangyin, seorang panglima perang dari Dinasti Zhou Akhir, berhasil mempersatukan China kembali dan mendirikan dinasti Song, Gelarnya adalah Song Taizu (960-976). Para ahli sejarah membagi dinasti Song menjadi dua, yakni Song Utara (60-1126) dan Song Selatan (1126- 1279). Pembagian ini berdasarkan atas pindahnya ibukota Dinasti Song ke selatan China, akibat ribuan bangsa Jin.
Semasa pemerintahan Dinasti Song, terjadi pemisahan kekuasaan antara kaisar dengan institusi pemerintahan. Setelah diingatkan oleh ibunya, bahwa kalau dinasti Song ingin berdiri kokoh maka jangan mendudukan kaisar yang masih bocah, karena yang menyebabkan Kerajaan Zhao Akhir runtuh adalah disebabkan oleh duduknya kaisar bocah diatas singgasana.
Semasa dinasti Song, tentara tidak lagi direkrut dari suku-suku barbar, melainkan dari kalangan rakyat miskin. Itulah sebabnya mengapa dinasti Song secara militer lemah, sehingga harus menggantungkan diri pada diplomasi dan politik luar negeri yang mengutamakan perdamaian. Dengan demikian, dinasti Song harus rela kehilangan wilayah utara tanpa dapat berbuat banyak untuk merebutnya kembali.
Putra ketiga Taizong yang bernama Zhao Heng lalu dinyatakan sebagai putra mahkota pada tahun 995, sebelum naik takta tiga tahun kemudian dengan gelar Zhenzong (998-1022). Zhenzong berusaha memperkuat legitimasi kekuasaanya dengan melakukan berbagai upacara ritual dan suatu kali menyatakan bahwa ia telah menerima wahyu sutgawi yang memuji-muji pemerintahannya.
Kaisar Zhenzong wafat pada tahun 1022 setelah menderita sakit selama 2 tahun putra ke enamnya yang bernama Zhao Zhen naik tahta menggantikannya dengan gelar Renzong (1022-1063).
Tatkala menaiki singgasana Dinasti Song. Kaisar Rensong baru berusia 13 tahun. Oleh karena itu, ibusuri Liu menjadi wali baginya. Ini berlangsung hingga wafatnya sang ibusuri pada tahun 1033, sehingga Renzong mengambil alih kekuasaan sepenuhnya. Empat puluh tahun masa pemerintahannya, yang terlama diseluruh penguasa Dinasti Song, dipuji sebagai masa damai dan kemakmuran. Meskipun secara pribadi merupakan penguasa lemah dan tidak berani mengambil keputusan, tetapi ia mengangkat mentri bijaksana, menghormati beda pendapat, serta bersedia untuk menerima pendapat mereka.
Permasalahan dengan suku barbar itu mengharuskan Dinasti Song meningkatkan jumlah angkatan peranganya, dari hanya 378.000 pada tahun 975 menjadi tiga kali lipatnya (1.259.000) pada tahun 1045. Berbeda dengan penguasa Dinasti Tang yang lebih tertarik pada mistisisme Dao, kaisar dinasti Song memusatkan perhatiannya pada karya-karya klasik Konfusianisme, menemukan makna aslinya, serta menerapkannya pada kondisi saat itu. Penemuan teknik cetak menjadikan makin murahnya harga buku, sehingga dapat menjangkau lebih banyak kalangan. Dunia filsafat menjadi maju karenanya. Tiga putra Renzong semuanya wafat, oleh karena itu ia mengadopsi putra sepupunya, yang bernama Zhao shu, dan mengangkatnya sebagai pengganti.
Meskipun merupakan seorang penguasa yang jujur dan berpandangan maju, ia lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan seni ketimbang politik. Zhezong (1086-1101), penguasa dinasti Song berikutnya adalah putra keenam Shenzong, usianya baru 10 tahun ketika naik tahta, sehingga kekuasaan jatuh ketangan Ratu Gao. Berbeda dengan penguasa sebelumnya, sang ratu ternyata lebih memihak kepada kaum moderat reformis agar berpartisipasi dalam pemerintahan. Zhenzong wafat pada usia 24 tahun, dan atas persetujuan ibu suri Xiang (janda Zhenzong), Zhao Ji, putra ke-11 Huizong dengan Ratu Chen, diangkat sebagai penggantinya,
Huizong (1101-1125) ditakdirkan mati sebagai tawanan musuh. Ekspedisi militer melawan bangsa barbar utara telah menghabiskan sekitar 75% kekayaan negara. Huizong terkenal sebagai seorang pelukis andal dan beberapa lukisannya masih dapat dijumpai hingga saat ini. Kecintaannya ang luar biasa terhadap seni tersebut mendorong Huizong untuk mendirikan sebuah akademi seni lukis yang menyerupai sekolah Konfusianisme.
Huizong memutuskan untuk turun tahta dan meyerahkan tampuk kekuasaan pada putranya, Zhao Huan (gelar: Qinzong, memrintah 1126). Pertikaian dalam istana mengakibatkan ketidaksanggupan pemerintah untuk mengambil langkah efektif. Pada tahun 1126, Jin menyerang Song kembali dan berhasil menaklukkan Kaifeng pada tahun 1127, seta menawan Huizong serta Qingzong. Huizong wafat pada tahun 1135 dan bahwa utusan China yang ditugaskan untuk membawa pulang peti janazahnya ditawan pula oleh pihak Jin. Sementara itu, Qinzong yang telah memutih rambutnya pada usia 36 tahun mengahbiskan sisa waktu 29 tahun usia kehidupannya sebagai tawanan.
B.Berdirinya Dinasti Song Selatan
Dinati Song terselamatkan oleh seorang pangeran muda bernama Zhao Guo yang berhasil melarikan diri ke selatan. Ia memindahkan ibukotanyake Linan (Hangzhou) di sebelah selatan setelah Kaifeng jatuh ke tangan bangsa Jin, gelarnya setelah menjadi kaisar adalah Gaozong (1127-1126) dan periode Dinasti Song Selatan pun diawali. Zhao Gou adalah putra kesembilan Kaisar Huizong, semasa mudanya, ia dikirim ke ibukota Dinasti Jin sebagai sandra pada tahun 1125.
Gaozong harus menghabiskan 8 tahun masa awal pemerintahannya untuk terus-menerus melarikan diri dari kejaran pasukan Jin, ia bahkan harus melarikan diri ke laut, tatkala pasukan Jin menaklukan Linan pada tahun 1129. Kebetulan tidak beberapa lama kemudian kaisar mereka wafat, sehingga kaum penyerbu itu terpaksa mengundurkan dirinya.
Pada zaman Dinasti Song Selatan ini, China mengalami ketidakstabilan, baik dari segi politik maupun militer. Untuk menghindari bentrokan lebih jauh dengan Jin, pada tahun1141 Zhao Gou menandatangani perjanjian perdamaian, menerima status sebagai negara bawahan, dan membayar upeti sebesar 250.000 ons perak dan 250.000gulung sutra, tindakan ini menunjukan bahwa Zhao Gou bukanlah kaisar yang bijaksana, ai menyerah kepada Jin dalam keadaan jendralnya Yue Fei menang dalam peperangan.
Pengganti Gaozong, Xiaozong (1163-1190), bahwa China memasuki zaman penjelajahan samudra, yang jauh mendahului bangsa barat, ilmu navigasi dan pembuatan kapalsegera mencapai puncaknya dan kapal China menjadi yang paling maju pada saat itu.
Xiaozong menyerahkan tahta kepada putranyayang bernama Zhao Dun (Gelar: Guangzong, memerintah 1190-1194). Selama pemerintahannya, terjadi perselisihan antara anggota keluarga kerajaan karena masalah suksesi pemerintahan.
Zhao Kuo diangkat sebagai penggantinya dengan gelar Ningzong (1192-1224). Ningzong merupakan penguasa lemah yang tidak berani mengambil keputusan dan didominasi oleh istri beserta beserta kaum keluarganya. Istrinya, Ratu Han, berusaha mendapatkan jabatan penting bagi saudaranya, Han Tuozhuo. Kaisar bahkan pernah dibujuk agar memecat Zhao Ruyu yang pernah mendukungnya sebagai pewaris tahta.
Han Tuozhuo merupakan seorang pejabat yang mendukung peprangan. Ketika bangsa Mongol berhasil melemahkan kekuatan Jin, han memanfaatkan untuk merebut kembali wilayah mereka yang hilang. Namun usaha ini gagal, dan perdamaian baru berhasil dipulihkan ketika ia dihukum mati pada tahun 1207.
Bebrapa hari setelah kematian Ningzong, Zhao Yuju dinobatkan sebagai kaisar baru dengan gelar Lizong (1225-1264). Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemakmuran meskipun jurang pemisah antara para tuan tanah kaya dengan kaum miskin semakin melebar.
Tidak berapa lama kemudian, bangsa mongol mulai mengincar China dan melakukan berbagai persiapan untuk menaklukkannya.
Pada masa akhir pemerintahannya, Lizong menarik diri dari urusan kenegaraan, meneyrahkannya pada para menteri, dan membenamkan diri pada kemewahan.
C.Runtuhnya Dinasti Song
Bangsa mongol segera menjdi ancaman baru bagi dinasti Song Selatan. Pada masa pemerintahan Kaisar Duzong (1265-1274) yang merupakan pengganti Lizong, mereka berusaha menaklukan China dan berhasil merebut kota Xianyang, yang merupakan benteng pertahanan utama Dinasti Song.
Saat naik tahta, gongzong baru berusia empat tahun. Bersama dengan itu, bangsa Mongol makin mengancam China, dan Dinasti Song terbukti tidak ssanggup lagi menghadapi mereka. Kekalahan telak dialami oleh Dinasti Song pada tahun 1276, saat pasukan Mongol yang dipimpin Jenderal Bayan menaklukan Linan (Hangzhou). Atas kekalahan itu, ratu wali menyatakan menyerah kepada bangsa Mongol. Keluarga kerajaan melarikan diri ke Fujian dan Gongzong diturunkan dari tahtanya serta diangkut sebagai tawanan ke Mongolia. Tetapi Kubilai Khan memperlakukannya dengan baik serta menganugerahi gelar kehormatan.
Saudara Gongzong yang berusia delapan tahun diangkat sebagai kaisar baru di Fujian dengan gelar Duanzong oleh para panglima perang dan pengikut setia DInasti Song. Gerakan pasukan Mongol yang terus mendesak keselatan, mengakibatkan kaisar beserta keluarganya harus melarikan diri kembali ke Guangzhou. Menteri kepala Chen Yizong kemudian mengungsikan seluruh keluarga kerajaan ke atas kapal. Pasukan Mongol mengirimkan armada lautnya untuk meyerang rombongan kekaisaran. Kapal yang ditumpangi kaisar tengelam oleh badai, namun ia berhasil diselamatkan ketepian. Rombongan yang selamat masih harus menghadapi serangan bangsa Mongol kembali, sehingga terpaksa melarikan diri ke Lantao. Di sana, Duanzong menghembuskan nafas terakhir. Para pejabat mengangkat saudaranya yang baru berumur enam tahun sebagai kaisar baru dengan gelar Bingdi.
Serangan pasukan Mongol yang dilancarkan pada tahun 1279 memaksa keluarga kerajaan melarikan diri kelaut, namun bangsa Mongol berhasil mengepung mereka. Pertempuran pecah dengan hebatnya. Ketika melihat tidak adanya harapan lagi, salah seorang menteri setia pada Dinasti Song bernama Lu Xiufu, memeluk Bingdi dan bersama-sama menceburkan diri kelaut. Peristiwa ini menandai berakhirnya Dinasti Song.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sahabat blogger sangat berguna bagi perkembangan artikel (post) pada blog ini :)
Gunakan kotak komentar atas untuk pengguna Facebook dan Gunakan kotak komentar bawah untuk blogger ^^V